Kamu boleh tidak sempurna

Kita tumbuh dengan setumpuk harapan. Harapan untuk diperhatikan dan dicintai. Harapan untuk menjadi yang paling baik dan mendapatkan sanjungan. Harapan untuk menjadi sempurna. Pun kita terlahir bersama seperangkat ketakutan. Takut akan penolakan dan pengabaian. Takut pada cemoohan dan rasa tak dihargai. Takut untuk menjadi tidak sempurna.

Tapi bukankah itu semua adalah tentang persepsi? Yang baik dan yang buruk itu tergantung pada bagaimana cara kita memandang sesuatu. Mungkin yang menurutmu baik, tak baik bagiku. Yang menurutmu buruk, sudah cukup baik bagiku. Sekali lagi, semuanya adalah tentang persepsi. Persepsi KAMU. Bukan persepsiku, bukan pula kekasihmu, atau ayah, ibu, saudara, maupun sahabatmu. Selama kamu melakukan apa yang menurutmu baik, melakukan yang semestinya dirimu lakukan, sampai pada batas kemampuanmu, maka itu sudah baik, menurut persepsiku. Bahkan mungkin juga menurut persepsi kekasihmu, atau ayah, ibu, saudara, maupun sahabatmu.

Seringkali, merelakan yang pergi, merelekan yang tidak terjadi, mampu memberikan kedamaian pada hidup. Letting go gives us freedom, and freedom is the only condition for happiness. Kamu tidak semestinya menyesal, atau melakukan hal yang justru menambah lebih banyak tekanan pada dirimu, ketika sesuatu tak berjalan dengan sempurna, apapun definisi sempurna menurut persepsimu. Jangan marah, jangan cemas, jangan khawatir. Percayalah... if you do your best, then you deserve the best.

Sebagaimana halnya kamu berterima kasih pada kekasihmu ketika dia melakukan hal yang menyentuh hatimu, berterima kasihlah pada dirimu ketika kamu sudah melakukan yang terbaik sesuai versimu. Sebagaimana halnya kamu memaafkan orang lain yang melakukan kesalahan, maka maafkanlah dirimu ketika hasil dari apa yang dirimu lakukan tak sesempurna yang kamu harapkan. Thanks yourself, forgive yourself, accept yourself.

Karena kamu boleh tidak sempurna.

Kamu hanya perlu menjadi dirimu. Kesempurnaan bukan yang kamu butuhkan untuk bisa menjadi inspirasi bagi orang lain, ataupun untuk mendapatkan penghargaan dari mereka. Biarlah mereka menilaimu berdasarkan pada persepsi mereka pada dirimu, sebagaimana halnya kamu menilai mereka yang juga berdasar pada persepsimu. Belajarlah menerima ketidaksempurnaan, dan biarkan orang lain terinspirasi pada caramu mengatasi ketidaksempurnaan itu.

Sesekali, kamu bisa menutup telinga dari pembicaraan orang di luar sana yang mungkin kamu anggap menjatuhkan dirimu. Sesekali, kamu boleh memejamkan mata untuk tidak melihat orang yang menurutmu menjadikan kamu merasa buruk. Bersandarlah, dengarkan musik yang menenangkan, ambil secangkir kopi kalau kamu suka kopi, lalu menjadi rileks. Dengarkan nuranimu, berbicaralah padanya, berterima kasihlah, meminta maaflah. Katakan bahwa kamu telah menerima dirimu yang tak sempurna itu, dan akan selalu seperti itu.

Kemudian, buka mata dan telingamu kembali. Ubah sudut pandangmu, dan lihatlah, bahwa sebenarnya tidak ada yang berusaha membuat kamu jatuh ataupun menjadikanmu merasa buruk. Karena dirimu kini sudah mengijinkan kamu untuk boleh tidak sempurna.

Ketidaksempurnaan juga adalah suatu kebaikan